Rantau

Dulu, disaat umur gw masih sekitar 10 tahunan, ide untuk "merantau" itu sama sekali ga logis bagi pikiran anak kecil gw. Ngebayangin tinggal disuatu tempat yang ga dikenal, bertemu orang2 yang asing, terlihat seperti sesuatu yg mengerikan.
 
Itu dulu. Semuanya simple karena otak gw belum tahu inti dari kata "merantau" apalagi inti kata "hidup" itu sendiri. Dan ketika memandang dari rooftop gedung kerja gw saat ini, gw seketika ngeh kalau gw udah masuk dalam dunia rantau yang ga logis itu dan itu tidak se-menyeramkan dengan yang gw pikirkan waktu kecil. Haha, gw memang anak yang punya daya imajinasi terlalu tinggi, thanks God for that.
 
Rantau itu gak seram kok. Mungkin jauh dari keluarga memang akan membuat masa - masa awal terasa sulit, gw jg ngalamin. Pertama kali gw ngekost adalah waktu masuk SMK, komunikasi gw dengan orang tua hanya lewat surat setiap sebulan sekali. Sulit sumpah, itu masa tersulit dimana ABG alay yg lagi fase terlabil harus hidup sendiri dan mandiri menyelesaikan problem - problem kehidupannya. But i got over that, ga sempurna tapi cukup dan gw ga menyesali apapun.
 
Masa - masa berikutnya lebih gampang, seiring bertambahnya umur, kedewasaan dan kebijakan diripun bertambah. Kemandirian seolah jadi kebiasaan, keinginan untuk trus memperbaiki diri dan to the new level-pun tumbuh trus menerus.
 
Ada banyak pengalaman yang gw dapat, terutama di kota Jakarta yang sumpek ini. Dalam hitungan tahun yg terasa seketika, tempat yang tidak dikenal tidak lagi menakutkan justru sebuah petualangan. Orang - orang yang terasa asing tidak lagi menyeramkan malah menjadi menyenangkan.
 
Dan sekarang, dalam pikiran 22 tahun gw, ini semua terasa logis dan gw tau kalo rantau ini ga cuman sampai disini.

Comments

Popular Posts