Self Journey

Carreer break.
Sabbatical.

Those words have been weighing on my mind for more than one year now. Berawal dari quarter-life crisis dan depresi. Gw ngajuin resign dari divisi accounting saat itu. Ujungnya dapat sedikit pencerahan sih, sedikit sadar, mungkin keputusan gw kurang tepat. Gw-pun mencoba ngebuka peluang baru dan terima tawaran untuk pindah divisi. More challenging, ceunah. More things to learn, technically and emotionally. Saat itu gw berpikir, this is one way to go out of my comfort zone, little by little. Gw ga jadi resign. Sempet heboh tuh, "gw ditawarin", jawaban gw tiap ada yang nanya. Ga boong, kan emank ditawarin.

Beberapa bulan pertama masih semangat. Gw berusaha menjadi diri gw yang terbaik, gw belajar dengan cepat, adaptasi secepat mungkin yang gw bisa. All in the middle of fighting my depression. Beberapa bulan berikutnya gw ditampar, dibilang gw belum kompeten dan belum bisa show my self as a leader. Baper pasti, ditambah lagi sifat self-critic gw yang tinggi banget, gw makin down. Hingga akhirnya one of my peer bilang, "Tenang ka'. It's only a game". Damn right! Mulailah diri gw yang bodo amat.

Gw berubah. Gw ga memaksa diri gw lagi untuk harus gini, harus gitu. Gw ga memaksa everything has to be perfect. Gw mulai berfikir kalo "You are not that smart but it's okay". Gw mempersilahkan diri gw untuk berbuat kesalahan. Atau ketidaksempurnaan. Gw emank punya masalah sama menerima diri sebagai apa adanya, but I think I started bit by bit. Akhir tahun, waktu annual meeting. It was kind of sad, but also a relieve. I was no one. No award. No talent nomination. No announcement. No special things. For the first time, gw ngerasa lega. Ga ada beban, ga ada ekspektasi.

Gw ngga memulai tahun baru dengan semangat baru untuk bekerja. Gw memulai dengan keyakinan baru kalau perjalanan gw disini udah finish. Gw masih kerja karena satu gw ada ikatan dinas yang harus diselesaikan sampai bulan April kemaren dan dua sambil planning hal apa yang mau dilakuin. Gw coba apply dibeberapa tempat lewat Jobstreet tapi ga ada panggilan. Gw juga mikir, meskipun gw diterima ditempat baru, lebih percuma lagi donk kalo gw tetap dengan  semangat gw yang hampir ga ada ini. Gw butuh break. Liburan. Panjang. To break the norm. To find my self again. To do what I truly want to do. Not what I expected to do.

Comments

Popular Posts